Langsung ke konten utama

Melihat Puncak Payon Gunung Muria

Saya buka dengan pengalama saya naik ke Puncak Payon gunung Muria. Ketinggian 1.053 mdpl, tapi sudah menyuguhkan pemandangan yang indah. Anda dapat menikmati pemandangan ini melalui jalan kudus-colo, sebelum sampai colo belok kiri pada pertigaan ternadi. Kemudin ikuti jalan lurus terus sampai mentok jalan di lereng puncak payon. Sebelum sampai puncak, pemandangan juga sudah bangus. Anda juga dapat menuju Puncak payon, dari arah desa Rahtawu. Tetapi medan perjalanan sangat ekstrim jika dilalui dengan kendaraan. Dibawah ini merupakan potret Dukuh Semliro, Rahtawu yang diambil dari puncak payon.
Pemandangan ini merupakan kenampakan morfologi pegunungan yang merupakan sisa dari aktivitas Gunung Muria yang sudah lama tidak aktif lagi. Kemudin terkena erosi yang cukup kuat, serta dipengaruhi oleh rekahan pada batuan yang menjadi tebing-tebing sungai. Puncak payon merupakan sisa dari kerucut vulkanik Gunung Muria karena erosi menjadi berbentuk seperti “payon” atau dalam bahasa indonesia berarti atap atau payung.
Sepanjang perjalan turun, kami menemui kebun jagung yang luas. Petani jagung ini menanam di tebing-tebing dan lereng-lereng yang sangat curam. Kondisi petani di gunung sangat bergantung pada musim penghujan. Setelah beberapa menit kita turun, terdapat sebuah tempat yang tersusun dari batuan beku andesit membentuk celah. Celah tersebut di jadikan warga sebagai jalan untuk menuju ladang jagung mereka. Ini merupakan celah yang terbentuk akibat adanya rekahan pada batuan, kemudian tererosi oleh air hujan selama ribuan sampai jutaan tahun. Potret celah tersebut ada dibawah ini.
Pada tempat tersebut, terdapat tempat pertapaan. Suasana nya sangat sepi sekali dan masih banyak binatang liar. Kalau dilihat seakan seperti tumpukan batu yang di susun oleh manusia, tetapi ini merupakan bentuk alami dari proses pembentukan batuan ini karya dari sang pencipta. Sempat kami bertemu dengan warga yang ada di ladang, sangat ramah sekali menyambut kami. Kadang di tawari makanan atau minuman. Potret dibawah ini suasana pada saat keluar dari celah batu, kelihatan masih asri.
Pemandangan dari atas puncak payon ini juga kita dapat melihat desa Rahtawu dari ketinggian. Pemandangan yang sangat indah ciptaan Alloh SWT, Tuhan YME. Semoga tulisan saya ini bermanfaat buat anda. Trimakasih sudah membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keindahan Kali Tempur Hulu dari Kali Gelis Desa Rahtawu

Kali Gelis atau Sungai Gelis merupakan Sungai yang membelah Kota Kudus. Sungai ini merupakan awal mula peradaban masyarakat kudus. Dulunya orang-orang kudus ini bermukim di sepanjang tepi Sungai Gelis ini. Sungai ini memiliki hulu di Gunung Muria tepatnya di Desa Rahtawu atau sering dikenal dengan puncak 29. Banyak titik wisata yang bisa dinikmati. Pada hulu Sungai Gelis ini juga disebut Kali Tempur atau Sungai Tempur. Karena banyak sungai yang mengalir dari berbagai arah dan berkumpul di sungai besar ini. Sungai-sungai kecil ini mengalir dari lereng-lereng puncak muria. Banyak potensi wisata dengan alam yang indah. Wilayah hulu kali gelis ini dikelilingi gunung dan memiliki air yang kaya akan mineral.  Upstream of Gelis River in Rahtawu, Kudus Regency Terimakasih kepada pembaca. Semoga tulisan ini bermanfaat, dan jika ada komentar bisa ditulis di kolom komentar dibawah ini.

Singkapan Batugamping di Rahtawu, Gunung Muria

Rahtawu, tepatnya di dukuh Semliro terdapat singkapan batugamping yang menandakan bahwa tempat tersebut pernah menjadi laut. Kemudian muncul Gunung Muria yang menerobos formasi batugamping tersebut. Sehingga sebagian tempat dijumpai marmer. Warga sekitar juga memanfaatkannya sebagai bahan bangunan. Kemudian tersingkap juga formasi batuan muria tua yang sudah mengalami ubahan. Banyak singkapan batuan yang ditemukan disini terutama batuan alterasi yang dominan melingkupi wilayah sentral dari Gunung Muria ini. Banyak yang perlu diteliti disini, banyak yang perlu diungkap disini. sejarah pembentukan batuan-batuan yang ada diwilayah ini merupakan perubahan lingkungan pengendapan yang terjadi selama ribuan tahun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat. atas perhatian pembaca saya ucapkan terimakasih. jika ada kritik dan saran yang ingin disampakan silahkan di kolom komentar dibawah ini.