Pada saat tim saya menjelajahi Desa Rahtawu ini banyak titik terjadinya gerakan tanah atau longsor. Hal tersebut terjadi karena lereng yang sangat curam serta curah hujan yang tinggi. Kemudian diperparah dengan alih fungsi lahan menjadi tegalan jagung. Sehingga daya ikat tanah yang kurang kuat akibat tidak ada akar pohon. Kemudian dari hasil survei yang kami lakukan, terdapat zona-zona rekahan atau patahan pada batuan penyusung yang menimbulkan terjadinya ketidaksetabilan lereng tersebut. Suatu saat, kita bertemu dengan seorang warga. Warga tersebut berbincang dengan kami, ternyata hutan di desa rahtawu ini menjadi hutan masyarakat. Jadi, warga disekitar Desa Rahtawu dengan bebas untuk memanfaatkan hasil hutan.
Kami sempat berbincang dengan warga tersebut perihal bencana gerakan tanah atau tanah longsor. Warga tersebut menyampaikan bahwa sekarang banyak warga yang sudah sadar lingkungan. Banyak warga yang menanam tanaman pohon yang memiliki akar besar.
Pemukiman yang ada disekitar lereng-lereng ini memiliki kemungkinan terdampak longsor yang sangat tinggi. Bencana yang lain adalah terjadinya banjir bandang akibat longsor di puncak-puncaknya. Semoga Desa Rahtawu ini bisa menjadi Desa Siaga bencana dan diberikan penyuluhan cara evakuasi diri. Pendidikan kebencanaan juga sangat penting dilakukan di sekolah-sekolah.
Landslide in Rahtawu is Geological Hazard of Kudus Regency
Semoga tulisan ini bermanfaat. Jika ada kekurangan mohon memberi saran dengan kolom komentar di bawah ini.
Komentar
Posting Komentar