Langsung ke konten utama

Desa Rahtawu yang Rawan Longsor

Pada saat tim saya menjelajahi Desa Rahtawu ini banyak titik terjadinya gerakan tanah atau longsor. Hal tersebut terjadi karena lereng yang sangat curam serta curah hujan yang tinggi. Kemudian diperparah dengan alih fungsi lahan menjadi tegalan jagung. Sehingga daya ikat tanah yang kurang kuat akibat tidak ada akar pohon. Kemudian dari hasil survei yang kami lakukan, terdapat zona-zona rekahan atau patahan pada batuan penyusung yang menimbulkan terjadinya ketidaksetabilan lereng tersebut. Suatu saat, kita bertemu dengan seorang warga. Warga tersebut berbincang dengan kami, ternyata hutan di desa rahtawu ini menjadi hutan masyarakat. Jadi, warga disekitar Desa Rahtawu dengan bebas untuk memanfaatkan hasil hutan.
Kami sempat berbincang dengan warga tersebut perihal bencana gerakan tanah atau tanah longsor. Warga tersebut menyampaikan bahwa sekarang banyak warga yang sudah sadar lingkungan. Banyak warga yang menanam tanaman pohon yang memiliki akar besar.
Pemukiman yang ada disekitar lereng-lereng ini memiliki kemungkinan terdampak longsor yang sangat tinggi. Bencana yang lain adalah terjadinya banjir bandang akibat longsor di puncak-puncaknya. Semoga Desa Rahtawu ini bisa menjadi Desa Siaga bencana dan diberikan penyuluhan cara evakuasi diri. Pendidikan kebencanaan juga sangat penting dilakukan di sekolah-sekolah. 
Landslide in Rahtawu is Geological Hazard of Kudus Regency
Semoga tulisan ini bermanfaat. Jika ada kekurangan mohon memberi saran dengan kolom komentar di bawah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melihat Puncak Payon Gunung Muria

Saya buka dengan pengalama saya naik ke Puncak Payon gunung Muria. Ketinggian 1.053 mdpl, tapi sudah menyuguhkan pemandangan yang indah. Anda dapat menikmati pemandangan ini melalui jalan kudus-colo, sebelum sampai colo belok kiri pada pertigaan ternadi. Kemudin ikuti jalan lurus terus sampai mentok jalan di lereng puncak payon. Sebelum sampai puncak, pemandangan juga sudah bangus. Anda juga dapat menuju Puncak payon, dari arah desa Rahtawu. Tetapi medan perjalanan sangat ekstrim jika dilalui dengan kendaraan. Dibawah ini merupakan potret Dukuh Semliro, Rahtawu yang diambil dari puncak payon. Pemandangan ini merupakan kenampakan morfologi pegunungan yang merupakan sisa dari aktivitas Gunung Muria yang sudah lama tidak aktif lagi. Kemudin terkena erosi yang cukup kuat, serta dipengaruhi oleh rekahan pada batuan yang menjadi tebing-tebing sungai. Puncak payon merupakan sisa dari kerucut vulkanik Gunung Muria karena erosi menjadi berbentuk seperti “payon” atau dalam bahasa indones

Keindahan Kali Tempur Hulu dari Kali Gelis Desa Rahtawu

Kali Gelis atau Sungai Gelis merupakan Sungai yang membelah Kota Kudus. Sungai ini merupakan awal mula peradaban masyarakat kudus. Dulunya orang-orang kudus ini bermukim di sepanjang tepi Sungai Gelis ini. Sungai ini memiliki hulu di Gunung Muria tepatnya di Desa Rahtawu atau sering dikenal dengan puncak 29. Banyak titik wisata yang bisa dinikmati. Pada hulu Sungai Gelis ini juga disebut Kali Tempur atau Sungai Tempur. Karena banyak sungai yang mengalir dari berbagai arah dan berkumpul di sungai besar ini. Sungai-sungai kecil ini mengalir dari lereng-lereng puncak muria. Banyak potensi wisata dengan alam yang indah. Wilayah hulu kali gelis ini dikelilingi gunung dan memiliki air yang kaya akan mineral.  Upstream of Gelis River in Rahtawu, Kudus Regency Terimakasih kepada pembaca. Semoga tulisan ini bermanfaat, dan jika ada komentar bisa ditulis di kolom komentar dibawah ini.

Singkapan Batugamping di Rahtawu, Gunung Muria

Rahtawu, tepatnya di dukuh Semliro terdapat singkapan batugamping yang menandakan bahwa tempat tersebut pernah menjadi laut. Kemudian muncul Gunung Muria yang menerobos formasi batugamping tersebut. Sehingga sebagian tempat dijumpai marmer. Warga sekitar juga memanfaatkannya sebagai bahan bangunan. Kemudian tersingkap juga formasi batuan muria tua yang sudah mengalami ubahan. Banyak singkapan batuan yang ditemukan disini terutama batuan alterasi yang dominan melingkupi wilayah sentral dari Gunung Muria ini. Banyak yang perlu diteliti disini, banyak yang perlu diungkap disini. sejarah pembentukan batuan-batuan yang ada diwilayah ini merupakan perubahan lingkungan pengendapan yang terjadi selama ribuan tahun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat. atas perhatian pembaca saya ucapkan terimakasih. jika ada kritik dan saran yang ingin disampakan silahkan di kolom komentar dibawah ini.